Indonesia, negara yang
mayoritas penduduknya beragama Islam terbesar di dunia, merupakan lahan
strategis bagi perkembangan pemikiran keislaman. Hal ini terbukti dengan
beragamnya pandangan keislaman yang telah berkembang dan mengalami proses
dialogis yang intensif. Realitas ini jarang dimiliki negara-negara berpenduduk
Islam lainnya, terutama di Asia Tenggara. Pada umumnya yang terjadi adalah kurangnya
penghargaan terhadap keragaman corak pandang keislaman, bahkan cenderung
menekan pandangan-pandangan yang berbeda seperti dialami kebanyakan negeri di Timur
Tengah. Hal ini berdampak negative, berupa matinya kreativitas dan tidak
berkembangnya pemikiran keislaman.
Keunggulan potensial seperti
ini merupakan modal awal yang dimiliki bangsa Indonesia, untuk berkembang dan
melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam dunia Islam, sehingga menjadikan
Indonesia sebagai kiblat baru dunia pemikiran ke-Islaman, di samping--tentu
saja--akan lahir pemikir-pemikir Islam yang tangguh yang dihasilkan melalui
proses dialektik yang panjang dan intensif.
Kondisi ini adalah kondisi
yang sangat dinantikan oleh banyak umat Islam di dunia, yaitu lahirnya kembali
peradaban intelektual Islam seperti yang pernah ada sebelumnya. Jika bangsa
Indonesia memanfaatkan keunggulan ini dengan baik, maka dalam waktu dekat
Indonesia akan menjadi lahan subur bagi berkembangnya peradaban intelektual
Islam tersebut.
Namun demikian, untuk mewujudkan
harapan di atas, perlu dilakukan usaha yang bersifat substansial, sistematis
dan tidak sporadis. Usaha yang tepat dalam mewujudkan hal tersebut, tidak lain
melalui lembaga Perguruan Tinggi Islam, karena Perguruan Tinggi Islam merupakan
pusat terjadinya dinamika dan interaksi dialogis pemikiran dan juga lembaga
yang paling tepat untuk mendidik calon-calon pemikir Islam.
Sayangnya
perguruan-perguruan tinggi Islam yang ada saat ini di Indonesia dan Asia
Tenggara, sekalipun sudah banyak memberikan sumbangan dalam proses tersebut,
namun belum mampu menampung animo yang
ada pada masyarakat Indonesia dalam upaya memperdalam studi tentang Islam
secara komprehensif. Di samping itu, kualitas sebagian Perguruan Tinggi Islam
masih belum sesuai dengan harapan untuk dapat menghasilkan
pemikir-pemikir Islam yang tangguh dan mampu berkiprah pada tingkat Internasional.
Hal ini terbukti dengan banyaknya mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri,
dalam upaya menggali ilmu-ilmu keislaman. Motivasi utama mereka belajar di luar
negeri, lebih disebabkan oleh tingkat kualitas Pendidikan Tinggi Islam di
Indonesia masih belum memenuhi harapan mahasiswa tersebut.
Realitas lulusan Perguruan
Tinggi Islam di Indonesia saat ini, masih belum memuaskan. Pertama dipicu oleh kualitas yang belum memadai, sehingga sulit
bersaing untuk mendapatkan perkerjaan. Kedua,
adanya ambiguitas antara lulusan Timur Tengah--yang memiliki penguasaan yang
baik terhadap ilmu-ilmu klasik--akan tetapi lemah dalam metodologi dan
pemikiran kontemporer dan lulusan Barat yang menguasai metodologi dengan baik,
namun lemah dalam penguasaan ilmu-ilmu Islam klasik. Kedua hal tersebut pada
gilriannya melahirkan jurang antara kinerja alumni Timur Tengah dan alumni
Barat serta dualisme pemikiran Islam.
Pada dasarnya, kualifikasi
lulusan Sarjana Islam yang dibutuhkan saat ini, adalah mereka yang mempunyai
kualitas yang sama dengan kualitas lulusan luar negeri, terutama dalam penguasaan
bahasa asing (Arab dan Inggris) dan pemahaman mendalam tentang kondisi
keagamaan di Indonesia, melalui metodologi riset yang tepat serta penguasaan
yang memadai terhadap ilmu-ilmu klasik Islam.
Sejumlah fakta di atas merupakan
peluang sekaligus tantangan untuk membangun sebuah Perguruan Tinggi Islam yang
memiliki kualitas Internasional dengan penguasaan ilmu–ilmu klasik Islam yang
mendalam. Karenanya, STFI Sadra Jakarta ingin menggabungkan dan memadukan kedua
keunggulan tersebut, sehingga dengannya diharapkan lahir pemikir-pemikir Islam
yang menguasai khazanah intelektual Islam yang paling dasar dan otentik, juga
menguasai metodologi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi di tengah-tengah masyarakat. Harapan ini bukanlah suatu hal yang
utopis, akan tetapi sangat memungkinkan untuk diwujudkan.
VISI
Menjadi pusat pendidikan,
penelitian dan pengembangan Filsafat Islam dan Ilmu Alqur’an-Tafsir dalam upaya
membangun kembali pemikiran Islam yang logis dan rasional, melalui pengintegrasian
pesan-pesan suci Alqur’an dan Sunnah Nabi dengan memaksimalkan peran akal dan
hati dalam pemahaman dan pengamalan agama--yang dapat berkontribusi pada
kemajuan masyarakat dan membangun paradigma peradaban Islam di tingkat Nasional
dan Internasional.
MISI
1. Menyelenggarakan
pendidikan Filsafat Islam dan Ilmu Alqur’an dan Tafsir secara komprehensif,
rasional, analitis dan metodologis dengan visi global dalam suasana keilmuan
penuh kebebasan berpikir dan moral Islami.
2. Mengembangkan
kajian Filsafat Islam dan Ilmu Alqur’an dan Tafsir--yang setia pada teks-teks
suci agama secara komprehensif, dan merujuk kepada khazanah peradaban Islam
yang berkomitmen pada rasionalitas, moralitas, integritas dan kemanusiaan
universal.
3. Melakukan
berbagai upaya pencerahan pemikiran Islam, melalui kegiatan penelitian kepustakaan,
penerbitan, seminar dan workshop dalam mengembangkan tradisi ilmiah
Islam yang terbuka dan kritis, serta memahami semangat zamannya.
TUJUAN
Menghasilkan lulusan yang
mampu memahami Filsafat Islam dan Ilmu Alqur’an dan Tafsir secara komprehensif
dan integratif; memiliki kepekaan atas persoalan keilmuan dan kemasyarakatan,
problem nilai dan etika kontemporer; serta mampu berperan dalam memajukan
kemanusiaan dan pencerahan pemikiran di
tingkat Nasional dan Internasional
PROGRAM
STUDI YANG DITAWARKAN
STFI Sadra mengembangkan Dua Program Studi: (1) Filsafat
Islam dan (2) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir secara integratif dan terpadu.
(1)
Prodi
Filsafat Islam
Dasar
pertimbangan. Pembukaan program studi Filsafat Islam,
selain sebagai program strategis dan domain kajian utama dalam upaya melahirkan
pemikir Islam yang mampu menanggapi beragam perkembangan pemikiran filsafat Islam
sebagai fondasi peradaban, juga jawaban atas masih terbatasnya perguruan tinggi
Islam di Indonesia yang memiliki program studi tersebut.
Tujuan. Penyelenggaraan prodi
Filsafat Islam bertujuan menghasilkan filosof muda (sarjana)
yang memiliki keahlian dan wawasan luas di bidang Filsafat Islam dan mampu
memberikan kontribusi terhadap berbagai persoalan filsafat dan pemikiran islam
lainnya di tingkat nasional dan internasional.
Kurikulum. Kurikulum yang diselenggarakan mencakup rangkaian
matakuliah kompetensi, yang terdiri atas kompetensi dasar, kompetensi dasar
islam, kompetensi utama filsafat islam dan kompetensi pendukung.
(2)
Prodi
Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Dasar
pertimbangan. Pembukaan program studi Ilmu Al-Quran dan
Tafsir diarahkan pada pendalaman pemikiran tafsir filosofis dan sufistik yang
menjadi panduan dasar dalam mengawal perkembangan pemikiran Al-Quran dan Tafsir
dalam membangun peradaban Islam.
Tujuan. Penyelenggaraan prodi
Ilmu Al-Quran dan Tafsir bertujuan menghasilkan mufasir muda (sarjana)
yang memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir, mampu melakukan
penelitian fenomena sosial dan keagamaan dan mencari alternatif pemecahan
berbasis Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di tingkat nasional dan internasional.
Kurikulum. Kurikulum yang diselenggarakan mencakup rangkaian
mata kuliah kompetensi, yang terdiri atas kompetensi dasar, kompetensi dasar
islam, kompetensi utama filsafat islam dan kompetensi pendukung.
STRUKTUR KURIKULUM
Kurikulum
yang diterapkan STFI Sadra terbagi atas Prodi Filsafat Islam (147 sks) dan
Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (146 sks). Di dalamnya mencakup Kompetensi Dasar
(35 sks), Kompetensi Dasar Islam (33 sks), Kompetensi Utama Filsafat Islam (75
sks), Kompetensi Utama Ilmu Al-Quran dan Tafsir (74 sks), dan kompetensi
pendukung (4 sks).
(1) MK Kompetensi Dasar
Di dalamnya
mencakup: Bahasa (Arab, Inggris, Indonesia), Akidah, Akhlak, Fiqh
Praktis, Pengantar Ulumul Hadits, Pengantar Ulumul Qur’an, Ilmu Budaya, Pengantar
Logika, Pengantar Filsafat, Sejarah Peradaban Islam, Metodologi Studi Islam, Informasi
Teknologi Literasi dan Pancasila.
(2) MK Kompetensi Dasar
Islam
Perbandingan Madzhab kalam, Ushul Fiqh,
Filsafat Islam (Peripatetik, Illuminasi, Hikmah
al-Muta’aliyah), Studi Tema-tema Filsafat dalam Quran dan Hadits, Pengantar
Tasawuf, Tasawuf Falsafi, Kalam Jadid (Teologi Kontemporer), Filsafat Ilmu, Filologi,
Hermeneutika & Semiotika dan Metodologi
Penelitian Sosial.
(3) MK Kompetensi Utama
Prodi Filsafat Islam
Logika, Kaidah-kaidah Filsafat, Sejarah Filsafat
Islam, Ontologi, Epistimologi, Eskatologi, Filsafat Barat, Perbandingan
Filsafat, dan Metode Penelitian Filsafat.
(4) MK Kompetensi Utama
Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Ilmu Balaghoh, Ulumul Qur’an, Ulumul Hadits,
Tahfid Juz 30, Tahfidz Juz 29, Tahfidz Tematis, Tafsir Tematis, Sirah
Nabawiyah, Perkembangan Tafsir di Nusantara, Madzahib al Tafsir, Studi Mufrodat
Al Quran, Qawaid Tafsir, Ma’arif
Qur’ani, Isu-isu Tafsir Kontroversial, Logika (Critical Thinking),
Studi Naskah Tafsir, Studi Naskah Tafsir Falsafi, Studi Naskah Tafsir Sufi,
Tafsir Ahkam, Tafsir Kontemporer, Studi Kitab Tafsir & Mufasir, Al-Dakhil fit
Tafsir, Al Qur’an–Hadits dan Orientalisme, Metodologi PenelitianTafsir, Kuliah
Kerja Nyata (KKN), Praktik Profesi, Ujian Komprehensif dan Skripsi.
(5) MK Kompetensi Pendukung
·
Prodi Filsafat Islam: Sosiologi Agama,
Antropologi Agama, Islam dan Science, Entrepreneurship, Estetika Islam dan Bahasa
Parsi.
·
Prodi Ilmu Al-Quran
dan Tafsir:
Sosiologi Agama, Psikologi Agama, Metode Pembelajaran dan Menghafal Al-Qur’an,
Retorika, Metode Penerjemahan Al-Qur’an, Seni Tilawah dan Bahasa Parsi.
TENAGA
DOSEN
Seluruh
perkuliahan di STFI Sadra diampu oleh sejumlah Guru Besar dan dosen profesional
di bidangnya, lulusan perguruan tinggi ternama Dalam dan Luar Negeri. Saat ini
dosen yang aktif mengampu matakuliah, antara lain:
1.
Prof. Dr. S.M. Hoseini Kouhsari
2.
Prof. Dr. Quraish Shihab, MA
|
3.
Prof. Dr. Abdul Hadi WM
|
4.
Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, MA
|
5.
Prof. Dr. Zainun Kamal, MA
|
6.
Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA
7.
Prof. Dr. azyumardi Azra
8.
Prof. Dr. Yunasril Ali, MA
9.
Prof. Dr. Nur Syam, M. Si
10.
Dr. Haidar Bagir
|
11.
Dr. Umar Shahab
|
12.
Dr. Kholid al Walid
13.
Dr. Moh. Zain, M.Ag
14.
Dr. Mastuki, M. Ag
|
15.
Dr. Vincent J. Jolasa
|
16.
Dr. Zaenal Abidin Bagir
|
17.
Dr. Abdurahman Abdullah
|
18.
Dr. Muhsin Labib
|
19.
Dr. Donny Gahral Adian
|
20.
Dr. Umar Ibrahim
|
21.
Dr. Abdelaziz Abbacy
|
22.
Dr. Philips Gerardette
23.
Dr. Humaidi
24.
Dr. Asep Usman Ismail
25.
Dr. Sri Mulyati
26.
Adib Behrouz, MA
|
27.
Ir. Hernowo, MT
|
28.
Abdullah Beik, MA
|
29.
Ikhlas Budiman, M.Si
|
30.
Musa Kazim, M.Si
|
31.
Istiqomah, M.Hum
|
32.
Ir. Ahmad Jubaeli, M.Pd
|
33.
Andri Syawaluddin, M.Pd
|
34.
Sri Muldrianto, M.Pd
|
35.
Basrir Hamdani, MA
|
36.
Nano Warno, MA
|
37.
Hadi Karisman, MA
|
38.
Benny Susilo, MA
39.
Fariduddin Attar, MA
40.
Andi Herawati, MA
|
0 comments: